BANDA ACEH - Apa sebenarnya akar masalah penyerbuan massa ke ke lembaga Pendidikan Terpadu Fajar Hidayah di Gampong Cot Mon Raya, Kecamatan Blangbintang, Aceh Besar, pada Jumat malam, 26 November 2010, untuk sementara masih mengambang. Tim investigasi bentukan Pemkab Aceh Besar, misalnya, mengaku masih terus bekerja dan belum berani membeberkan hasil temuan ke publik. Dalam catatan Serambi, untuk kepentingan pengusutan kasus Fajar Hidayah, telah dibentuk beberapa tim investigasi, di antaranya yang ditugaskan oleh Pimpinan DPRA, yaitu Komisi E dan G serta bentukan Pemkab Aceh Besar.
Ketua DPRA, Hasbi Abdullah pernah menegaskan, kerusuhan yang terjadi di Fajar Hidayah perlu ditemukan akar persoalannya dengan cara melakukan investigasi dan sekaligus evaluasi untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan di DPRA dalam hal kelanjutan pelaksanaan program Fahmul Quran di lembaga pendidikan tersebut. Namun, investigator DPRA yang ditanyai Serambi beberapa hari lalu mengaku masih melaksanakan tugas dan tak bisa memastikan kapan bisa mengumumkan hasil kerja mereka ke publik. Selain tim DPRA, Pemkab Aceh Besar juga membentuk tim investigasi tersendiri. Tim bentukan Aceh Besar tersebut terdiri dua kelompok kerja (pokja), yaitu Pokja Investigasi tentang Pelatihan Fahmul Quran dan Pokja Investigasi Soal Kelembagaan Fajar Hidayah. Namun, investigator dari Aceh Besar, hingga Jumat kemarin juga belum bisa mengumumkan hasil kerja mereka. “Kami belum berani membeberkan hasil temuan ke publik, karena masih membutuhkan beberapa keterangan dan data tambahan untuk bisa mengambil sebuah kesimpulan final,” kata Ketua Pokja Investigasi Pelatihan Fahmul Quran Fajar Hidayat, H Baharuddin kepada Serambi, Jumat (17/12) malam.
Tim di bawah pimpinan Baharuddin beranggotan Tgk H Syamwil Puteh (Ketua MPU Kecamatan Blangbintang), Tgk Mahdi Daud (Imum Masjid Melayu), Tgk Hamdani (Imum Masjid Blang Bintang), Drs Razali (Imum Mukim Melayu), Rusli (Keuchik Cot Mon Raya), Tgk Muklis (Pimpinan Pesantren Teupin Batee), dan Sabirin SAg (tokoh muda Blangbintang). Menurut Baharuddin yang juga Camat Blangbintang, pokja yang dipimpinnya sudah bekerja selama sepekan, dan beberapa hari lalu mereka telah mewawancarai empat guru Fajar Hidayah. “Keempat guru yang kami wawancarai memang mengakui ada membuat simulasi dengan potongan-potongan kalimat bahasa Arab,” kata Baharuddin dibenarkan Sabirin, seorang anggota tim yang turun langsung mewawancarai guru Fajar Hidayah.
Dijadwalkan, Senin (20/12), tim investigasi pimpinan Baharuddin akan bertolak ke Pidie untuk mewawancarai seorang sumber yang pernah mengikuti pelatihan fahmul Quran di Fajar Hidayah. Baharuddin meminta masyarakat harus bersabar menunggu hasil kerja tim. “Kami tidak mau gegabah mengambil kesimpulan karena ini soal sangat sensitif menyangkut akidah. Kami ingin hasil yang akurat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,” ujar Baharuddin. Satu pokja lainnya dari Aceh Besar yang ditugaskan untuk menelusuri tentang kelembagaan Fajar Hidayah, hingga Jumat kemarin belum diketahui apakah sudah melaksanakan tugas atau belum. Ketua Pokja-nya, Bachtiar Yunus (Kadis Pendidikan Aceh Besar) yang beberapa kali dihubungi Serambi melalui HP-nya, tadi malam tidak menjawab panggilan.
Sebelumnya, Wakil Bupati Aceh Besar, Anwar Ahmad kepada Serambi mengatakan, investigasi dilakukan secara menyeluruh, termasuk izin kelembagaan, memiliki sertifikasi atau tidak sebagai pelaksana pelatihan fahmul Quran dari Kementerian Pendidikan Nasional atau dari Kementerian Agama. Disebutakn, hasilnya akan diserahkan ke Pemerintah Aceh untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambilan keputusan.(sup/mir/nas)
Sumber : Serambi Indonesia 18 Des 2010
0 komentar:
Posting Komentar