***Welcome My Blog***

Minggu, 19 Desember 2010

Lintas Bireuen-Takengon Terancam Putus



BIREUEN   Di ruas jalan nasional Bireuen Takengon hingga Jumat (17/12) kemarin masih terdapat belasan titik yang berbahaya bagi pengguna jalan, karena kondisinya nyaris longsor. Bila kondisi ini tak segera ditangani serius, maka hubungan darat dari dan ke Takengon bakal terganggu oleh longsor beruntun. Beberapa pengendara sepeda motor maupun mobil kepada Serambi, Jumat (17/12) kemarin mengatakan, mulai dari Km 17 sampai Km 29 terdapat beberapa ruas jalan yang mengecil karena digerus air perbukitan. Di samping itu, beberapa titik badan jalan mulai jatuh sedikit sehingga tak lagi sejajar dengan badan jalan utama dan di beberapa bagian bawah jalan membentuk ceruk seperti gua.
“Kalau pengendara tidak mengetahui keadaan ini dan roda kendaraan melintasi aspal yang di bawahnya sudah digerus air, maka akan menjadi malapetaka. Keadaan rawan longsor seperti ini terlihat di Km 24 25,” kata Musnadi, sopir truk colt diesel yang sedang membawa sembako ke Takengon, ibu kota Aceh Tengah.  Menurutnya, bukan saja di Km 24 25, tapi bahkan sejak dari Km 17 hingga ke Cot Panglima pun ruas jalan tersebut sangat berbahaya bagi pengendara. Apalagi sekarang musim hujan, akibatnya tanah labil, sehingga peluang terjadinya longsor makin tinggi.

Musnadi dan sopir lainnya yang sedang memperbaiki kendaraan di kawasan itu kemarin mengatakan, dulu lebar jalan masih leluasa untuk dilalui serentak oleh dua kendaraan yang berlainan arah. Tapi sekarang, karena lebar jalan yang tersisa jadi sempit, sehingga pengendara harus ekstrahati-hati saat melintas. Kalau ada kendaraan yang berpapasan, satu di antaranya harus berhenti dulu guna menghindari jangan sampai ada kendaraan yang jatuh ke jurang.  Masalah lain, katanya, dari Km 17 hingga Km 32, masih terdapat sejumlah tikungan patah yang lebarnya mengecil, sehingga dikhawatirkan terjadi kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Ironisnya lagi, di bagian bawah badan jalan yang menurun itu digerus air pula, sehingga makin riskan dilalui kendaraan bermuatan berat.

Secara kasat mata, kata Musnadi, titik yang rawan longsor terdapat di dua tempat pada Km 16 17. Selain itu, terdapat lagi di Km 19 20 dan Km 21 22.  Kondisi yang lebih parah terlihat di Km 23 24. Di sini terdapat tiga titik rawan longsor. Pada Km 24 25 kondisinya justru lebih berbahaya lagi, karena tebing di sebelah kiri jalan longsor akibat digerus air perbukitan.

Sudah longsor

Beberapa pengendara roda dua lainnya menyebutkan, sebagian badan jalan di kawasan itu malah sudah longsor dan sangat mengganggu arus lalu lintas ke Dataran Tinggi Gayo. “Kami terkejut melihat badan jalan sudah ambruk walaupun masih bisa dilalui asalkan dengan sangat hati hati. Namun bila tidak ditangani serius, maka kerusakan ruas jalan ini makin lebar,” kata Saiful, pemuda yang hendakberangkat ke Takengon kemarin. Para pengendara menambahkan, perbaikan dan pelebaran jalan yang dilakukan sekarang dimulai dari Kota Bireuen hingga saat ini belum tembus ke Cot Panglima. Batas pengerjaannya baru dilakukan hingga Km 16. “Pelebaran memang ada, tapi belum seluruhnya. Kami harapkan pekerjaan perbaikan tidak sampai di situ saja,” katanya.

Persoalan serius muncul apabila ada pengendara yang melintasi kawasan ini pada malam hari atau saat sedang hujan. Selain jalan kian sempit, terdapat pula belasan titik yang licin dan rawan longsor, sehingga berpeluang menelan korban bila tak hati hati berkendara.  Para sopir truk dan minibus L-300 mengharapkan adanya perhatian serius dari pemerintah untuk segera menangani ruas jalan dari Bireuen ke Takengon yang rawan bahaya itu. (yus)

Sumber : Serambi Indonesia 18 Des 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting