BIREUEN - Kinerja Bupati Bireuen Nurdin Abdul Rahman dan dan wakilnya, Busmadar Ismail, yang telah hampir tiga tahun memimpin, dinilai masih lemah. Hal ini terlihat dari lambannya pembangunan, fisik, SDM, ekonomi, dan pertanian, dalam tiga tahun terakhir. Bahkan banyak program dilaporkan belum berjalan sesuai dengan harapan.
Seperti dituturkan Ir Azhari, anggota DPRK Bireuen, kepada Serambi Sabtu (18/12) kemarin. Menurutnya, selama Pemerintahan Kabupaten Bireuen dipimpin oleh Nurdin-Busmadar, sangat sedikit program pembangunan yang berjalan sebagaimana harapan masyarakat. Sehingga berpengaruh pada perekonomian masyarakat, seperti pengembangan usaha kecil dan pembukaan lapangan kerja baru, sangat minim bahkan belum tampak sama sekali.
“Kalau dalam sisa kepemimpinan Nurdin-Busmadar dua tahun ke depan belum ada perkembangan, bukan tidak mungkin masyarakat akan mengatakan kepemimpinan mereka selama menjadi bupati dan wakil bupati gagal dalam segala bidang. Terutama masalah pembangunan, baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik,” ujar anggota Komisi B bidang ekonomi dan pertanian DPRK setempat.
Azhari tidak menampik jika lambannya pembangunan di Bireuen ini karena imbas dari kepemimpinan yang lalu. Menurutnya, pemerintahan sekarang disibukkan untuk menyelesaikan utang-utang masa pemerintahan sebelumnya, sehingga anggaran yang ada terpaksa dimanfaatkan untuk membayar pekerjaan yang lalu.
Namun demikian, Azhari berharap Bupati Nurdin Abdul Rahman jangan hanya diam, juga jangan hanya sibuk memikirkan masalah masa lalu saja, tetapi perlu menjemput bola untuk membangun ekonomi masyarakat saat ini.
Sementara itu, staf ahli bupati bidang pembangunan, Ir Bustami Hamid, yang dimintai tanggapannya terkait kinerja bupati dalam hal pembangunan di Bireuen mengatakan, masyarakat tidak boleh menyalahkan bupati dan wakilnya yang merupakan leader (pemimpin). Menurut Bustami, seharusnya orang-orang yang duduk di sejumlah dinas itu harus mampu menjemput bola alias mendatangkan investor atau mencari dana dari luar daerah untuk membangun Kabupaten Bireuen.
Selain itu, kata Bustami, hingga saat ini Pemkab Bireuen masih melengkapi database yang sangat menentukan dalam pembangunan suatu daerah. “Tanpa data base yang lengkap, tentunya sulit untuk membangun sebuah daerah. Bukan berarti Bireuen tidak memiliki data base, tetapi sedang dilengkapi. Dengan adanya data base, tentunya mudah dalam membuat program pembangunan, seperti membangun irigasi, jalan, gedung, sekolah, masdrasah, dan lain sebagainya, karena program pembangunan harus tuntas dan harus diutamakan skala prioritas, tentunya butuh data yang lengkap dan akurat,” terangnya.(c38)
0 komentar:
Posting Komentar